BUDAYA LOKAL
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni.
Budaya Lokal adalah budaya asli dari suatu kelompok masyarakat tertentu yang juga menjadi ciri khas budaya sebuah kelompok masyarakat lokal. (menurut J.W. Ajawaila).
Budaya lokal adalah nilai-nilai lokal hasil budi daya masyarakat suatu daerah yang terbentuk secara alami dan diperoleh melalui proses belajar dari waktu ke waktu. Budaya lokal dapat berupa hasil seni, tradisi, pola pikir, atau hukum adat.
Budaya Lokal adalah budaya asli dari suatu kelompok masyarakat tertentu yang juga menjadi ciri khas budaya sebuah kelompok masyarakat lokal. (menurut J.W. Ajawaila).
Budaya lokal adalah nilai-nilai lokal hasil budi daya masyarakat suatu daerah yang terbentuk secara alami dan diperoleh melalui proses belajar dari waktu ke waktu. Budaya lokal dapat berupa hasil seni, tradisi, pola pikir, atau hukum adat.
Budaya Lokal yang ada di Kawasan Wisata DAS Tasikmadu-Tunjungsekar
Pengajian Senin Pon
Budaya lokal yang masih dipertahankan masyarakat yang berupa acara pengajian. Diselenggarakan setiap satu bulan sekali pada hari senin pon yang diikuti seluruh warga Desa Tasikmadu dengan lokasi pengajian bergilir dari RW 1 sampai RW 6
Pengajian dalam bahasa Arab disebut At-ta’llimu asal kata ta’allama yata’allamu ta’liiman yang artinya belajar, pengertian dari makna pengajian atau ta’liim mempunyai nilai ibadah tersendiri, hadir dalam belajar ilmu agama bersama seorang Aalim atau orang yang berilmu merupakan bentuk ibadah yang wajib setiap muslim.
Pengajian pada senin pon biasanya diisi dengan maulid, tahlil, tahmid dan pembacaan manaqib attijani. Keistimewaan pengajian senin Pon adalah selain tauziyah yang bermanfaat, juga tahlil, tahmdi dan manaqib yang sangat berguna sebagai bekal kehidupan didunia dan akherat.
Pengajian dalam bahasa Arab disebut At-ta’llimu asal kata ta’allama yata’allamu ta’liiman yang artinya belajar, pengertian dari makna pengajian atau ta’liim mempunyai nilai ibadah tersendiri, hadir dalam belajar ilmu agama bersama seorang Aalim atau orang yang berilmu merupakan bentuk ibadah yang wajib setiap muslim.
Pengajian pada senin pon biasanya diisi dengan maulid, tahlil, tahmid dan pembacaan manaqib attijani. Keistimewaan pengajian senin Pon adalah selain tauziyah yang bermanfaat, juga tahlil, tahmdi dan manaqib yang sangat berguna sebagai bekal kehidupan didunia dan akherat.
Kesenian Jador
Jedor adalah kesenian tradisional yang bernafaskan Islam. Wilayah perkembangannya meliputi Kediri, Tulungagung, dan Malang. Kesenian Jedor ada 3 macam, jedor jemblung, jedor Janjan, dan Jedor Berjanji. Namun dalam perkembangannya Jedor Janjan disampaikan dalam berbagai bentuk, seperti sholawatan sebagai bagian dari syiar agama Islam. Ragamnya meliputi parikan, wangsalan, lafal dzikir, dan lafal doa. Muatan nilai yang dikandungnya adalah dakwah. Fungsinya untuk menyampaikan wawasan ketuhanan, mengukuhkan ikatan sosial, menumbuhkan kesadaran kesejarahan Islam, dan memberikan hiburan.
Dalam literature sejarah Jedor mulai berkembang sejak Agama Islam masuk ke Pulau Jawa. Tetapi kini kesenian Jedor mulai terkikis kemajuan zaman. Akan tetapi di Kawasan WIsata DAS, masyarakat sekitar masih antusias dalam mempertahankan budaya tersebut. Hal tersebut yang merupakan daya tarik dari kawasan ini, dimana masyarakatnya dengan budaya yang asli. Kita dapat belajar kesenian Jedor di kawasan Wisata ini, serta dapat melihat kesenian ini secara langsung.
Dalam literature sejarah Jedor mulai berkembang sejak Agama Islam masuk ke Pulau Jawa. Tetapi kini kesenian Jedor mulai terkikis kemajuan zaman. Akan tetapi di Kawasan WIsata DAS, masyarakat sekitar masih antusias dalam mempertahankan budaya tersebut. Hal tersebut yang merupakan daya tarik dari kawasan ini, dimana masyarakatnya dengan budaya yang asli. Kita dapat belajar kesenian Jedor di kawasan Wisata ini, serta dapat melihat kesenian ini secara langsung.
Jaran Kepang
Jaran Kepang juga disebut kuda lumping atau jathilan adalah tarian tradisional Jawa menampilkan sekelompok prajurit tengah menunggang kuda. Tarian ini menggunakan kuda yang terbuat dari bambu atau bahan lainnya yang di anyam dan dipotong menyerupai bentuk kuda, dengan dihiasi rambut tiruan dari tali plastik atau sejenisnya yang di gelung atau di kepang. Anyaman kuda ini dihias dengan cat dan kain beraneka warna. Tarian kuda lumping biasanya hanya menampilkan adegan prajurit berkuda, akan tetapi beberapa penampilan kuda lumping juga menyuguhkan atraksi kesurupan, kekebalan, dan kekuatan magis, seperti atraksi memakan beling dan kekebalan tubuh terhadap deraan pecut.
Kesenian jaran kepang yang kini sudah menjadi bagian kegiatan berkesenian masyarakat Jawa Timur, dulu kesenian ini dilakukan tidak sebatas bentuk pengisi acara hiburan semata, tetapi jaran kepang memiliki tujuan sebagai acara ritual penolak bala. Bala’ diartikan sebagai hal yang negative, bisa diartikan sebagai penyakit, atau sesuatu yang ditimbulkan karena pengaruh-pengaruh yang berasal dari mahluk halus. Jaran kepang biasanya sebagai kelengkapan pengiring “Reog” bersama tokoh lain seperti ‘macan putih’ dan ‘jatilan’. Namun dalam perkembangannya, Jaran kepang saat ini membentuk kelompok seni tersendiri.
Jaran kepang biasanya juga ada yang menyebutnya dengan sebutan kuda lumping. Arti jaran kepang kira-kira demikian. Jaran artinya kuda. Dan kepang artinya ikatan bagian belakang, biasanya mengenai rambut. Jadi makna jaran kepang adalah kuda yang rambutnya diikat di belakang. Ikatan rambut kuda sebenarnya adalah juntaian rambut yang ada di punggung leher kuda. Rambut tersebut terjalin atau terikat atau terkepang pada bagian punggung leher kuda dari atas hingga dekat pelana, seperti gaya rambut ‘punk rock’.
Bagian yang tidak boleh diabaikan adalah persiapan sebelum pagelaran diadakan. Penyelenggara terlebih dahulu berkomunikasi dengan kepala kelompok paguyuban jaran kepang. Mengenai apa saja yang harus dipenuhi Kepala kelompok paguyuban akan mempelajari sejenak situasi penyelenggara. Kemudian memberi persyaratan yang harus dipersiapkan dan disediakan. Dupa atau kemenyan adalah benda yang selalu tidak pernah ketinggalan. Keharusan memenuhi persayaratan adalah syarat utama untuk menghindari dari hal-hal yang tidak dikehendaki selama pagelaran berlangsung.
Kesenian jaran kepang yang kini sudah menjadi bagian kegiatan berkesenian masyarakat Jawa Timur, dulu kesenian ini dilakukan tidak sebatas bentuk pengisi acara hiburan semata, tetapi jaran kepang memiliki tujuan sebagai acara ritual penolak bala. Bala’ diartikan sebagai hal yang negative, bisa diartikan sebagai penyakit, atau sesuatu yang ditimbulkan karena pengaruh-pengaruh yang berasal dari mahluk halus. Jaran kepang biasanya sebagai kelengkapan pengiring “Reog” bersama tokoh lain seperti ‘macan putih’ dan ‘jatilan’. Namun dalam perkembangannya, Jaran kepang saat ini membentuk kelompok seni tersendiri.
Jaran kepang biasanya juga ada yang menyebutnya dengan sebutan kuda lumping. Arti jaran kepang kira-kira demikian. Jaran artinya kuda. Dan kepang artinya ikatan bagian belakang, biasanya mengenai rambut. Jadi makna jaran kepang adalah kuda yang rambutnya diikat di belakang. Ikatan rambut kuda sebenarnya adalah juntaian rambut yang ada di punggung leher kuda. Rambut tersebut terjalin atau terikat atau terkepang pada bagian punggung leher kuda dari atas hingga dekat pelana, seperti gaya rambut ‘punk rock’.
Bagian yang tidak boleh diabaikan adalah persiapan sebelum pagelaran diadakan. Penyelenggara terlebih dahulu berkomunikasi dengan kepala kelompok paguyuban jaran kepang. Mengenai apa saja yang harus dipenuhi Kepala kelompok paguyuban akan mempelajari sejenak situasi penyelenggara. Kemudian memberi persyaratan yang harus dipersiapkan dan disediakan. Dupa atau kemenyan adalah benda yang selalu tidak pernah ketinggalan. Keharusan memenuhi persayaratan adalah syarat utama untuk menghindari dari hal-hal yang tidak dikehendaki selama pagelaran berlangsung.